Look at me, telling myself to dream.
Saya baru nyadar bahwa manusia bisa tetap hidup karena mereka punya mimpi. Mimpi itu tujuan, goal. Sesuatu yang mau nggak mau, harus manusia cari jalannya agar bisa sampai tujuan mereka itu. Dan ketika manusia nggak punya mimpi, berarti mereka nggak punya tujuan. Entah mau jadi apa. Entah harus ke mana. Begitulah, hidupnya nggak nentu, nggak pernah mikirin soal masa depan. Kumaha engke, katanya.
Padahal, nggak punya mimpi itu mengerikan. Saya pernah nyoba. Bukannya nggak punya goal, punya sih, tapi... ya masih nggak jelas aja gitu. Bagi saya waktu itu goal cuma formalitas. Cuma sebuah ideal. Harusnya begini, oke begini, saya ikutin jalannya. Tapi... karena mikirnya 'cuma formalitas' itulah jadinya cuma setengah-setengah. Niat nggak niat, gitu.
Tanpa harapan apapun, tanpa doa apapun.
Sedih banget nggak tuh? Hidup berasa kayak zombie. Hidup sih hidup, tapi nggak tau mau ngapain. Kerjanya kalo nggak makan ya tidur. Bener deh, kosong banget rasanya. Padahal hidup udah enak. Keluarga oke, makan tinggal makan, tidur tinggal tidur, bebas main game, nonton, main, tapi apa? Nggak punya mimpi. Mengerikan.
Baru kerasa mengerikannya begitu 'dipukul' sedikit oleh Tuhan. Diperlihatkan tentang orang-orang yang segimana kacau hidupnya gara-gara nggak punya mimpi. Yang ternyata nggak jauh-jauh amat dari sekitar. Aduh Gusti... Terus, segimana melaratnya orang-orang yang punya mimpi, tapi punya 'keterbatasan-keterbatasan' yang menghambat terwujudnya mimpi itu. Yang paling menohok adalah kisah temannya teman. Bisa dibaca di sini versi aslinya, atau bisa baca ini kalau mau versi fanfiksinya (fandom Naruto).
Hahaha. Ternyata mimpi, cita-cita, dan goal memang penting. Mereka adalah sesuatu yang bisa tetap membuat manusia tetap hidup dengan tidak sia-sia. Kalo nggak punya mimpi? Jangan sampai. Hidup itu singkat, nggak kerasa. Dan pas sekarat baru tau rasa. Gue hidup selama ini ngapain aja sih? Asa nggak guna. Jangan sampe nanti ngomong kayak gitu.
Jadi, yang kamu butuhin cuma satu: impian! Nggak percaya? Coba rasain perbedaanya ketika kamu punya mimpi dan ketika kamu tidak punya mimpi. Sekarang boleh ngetawain saya. Bilangin saya naif ngomong ginian. Pas ngalamin baru tau rasa lho.
Jadi? Bermimipilah!
Komentar
Posting Komentar