Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Fear God Alone

Gambar
Di buku fiksi ilmiah yang lagi saya baca-- Divergent --ada suatu ruangan yang namanya " fear landscape" , yaitu tempat dimana seseorang mengalami simulasi rasa takutnya. Di ceritanya, fear landscape ini bagian dari suatu "ujian" bagi para initiates . Semacam ospek untuk masuk suatu faksi gitu. Caranya mudah, peserta tinggal duduk, kemudian disuntik semacam serum. Lalu masuklah ke mode simulasi. Si tokoh utama, Tris, punya 7 rasa takut. Di antaranya ada burung gagak, tenggelam, dan kehilangan keluarga. Yang lainnya ada yang punya sampai 20 rasa takut, dan yang paling sedikit yang pernah didata adalah 4 rasa takut. Nggak ada yang nggak punya rasa takut. Indeed . Kalau beneran ada fear landscape, entah berapa rasa takut yang saya punya. Salah satunya takut tenggelam. Bukan karena saya nggak bisa berenang aja, tapi karena saya pernah ninggalin adik tenggelam  di laut  and  that will not ever happen again , plis saya trauma hahaha. Atau mungkin, saya nggak akan pe

[Review: Book] 1Q84; Menjahit Potongan Puzzle

Gambar
Sekarang tahun 1Q84.  Ini adalah dunia sejati, tak ada keraguan akan hal itu.  Tapi di dunia ini, ada dua bulan menggantung di langit.  Di dunia ini, takdir dua manusia, Tengo dan Aomame berkelindan erat.  Masing-masing dengan caranya sendiri terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya.  Dan di dunia ini, tampaknya tak ada cara untuk menyelamatkan keduanya.  Sesuatu yang dahsyat sedang bergerak. Judul: 1Q84 (Jilid 1) Pengarang: Haruki Murakami Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Tahun terbit: Mei 2013 Halaman: 516 Pertama tau buku ini dari Instagram; reseller toko-toko buku online kebanyakan menawarkan buku ini dalam katalognya. Saya kira judulnya IQ 84, tapi ternyata 1Q84 (yang dibaca Ichi Kyu Hachi Yon, pelesetan 1984 karena Q dan 9 dalam bahasa Jepang pengucapannya sama) hahaha. Tertarik karena pengarangnya orang Jepang--Haruki Murakami, tapi sepertinya bukunya dikenal baik di ranah internasional. Pasti ada "sesuatu", saya pikir. Saya nia