A (De)motivating Book: Udah, Putusin Aja!


Waktu saya jalan2 ke Gramedia, saya langsung tertarik sama buku berwarna shocking-pink ini yang terletak di jajaran buku baru dan best-seller. Waktu itu banyak orang yang ngerubungin buku ini dan saya lihat yang lagi baca2 sampelnya malah ketawa mesam-mesem. Dan setelah saya lihat sendiri, saya kaget karena judulnya Udah Putusin Aja! yang terbilang aneh karena bertentangan dengan buku2 yang biasa ada di pasaran. Sesuai tag-linenya, buku karangan Felix Y. Siauw terbitan Mizania ini mengajarkan kita untuk menjaga kehormatan dan meraih kemuliaan.

penampakan

Dari segi visual, buku ini sangat menarik. Covernya gambar hati yang terbelah menjadi dua, lengkap dengan gambar gunting di bawahnya. Dan ketika saya buka pun, buku ini ternyata full-color! Warna pink dan biru mendominasi buku ini, ilustrasinya pun sederhanya tapi tetap menarik dan lucu. Yang membedakan buku ini dengan yang lainnya adalah lay-outnya. Ini bukan buku membosankan dengan paragraf2 padat di setiap halamannya, tapi ini buku dengan kolom2, komikk strip, charts, dan baris-baris kata mutiara berima yang dipaparkan dengan bahasa yang ringan dan blak-blakan yang membuat anak muda tertawa renyah sekaligus “tertampar”.

Dari segi isi, yah, biasanya saya agak sensitif dengan buku-buku agama populer karena biasanya terkesan menggurui. Tapi untuk yang satu ini rasanya “pas” di hati. Mungkin karena dalil-dalil agama yang dicantumkan hanya selingan dan dasar-dasarnya saja, jadi nggak berujung kontroversial. Di buku ini juga menjelaskan pertanyaan2 yang sekiranya akan orang2 katakan ketika ada yang bilang “pacaran itu haram”. Semua dijawab dengan alasan yang masuk akal, semua excuse ditepis dengan alasan yang masuk akal pula. Ada satu paragraf yang bikin “jleb” di hati saya; “Tapi kan, saya cuma ngasih cokelat ke gebetan? Ya, kalau cinta cuma sebatas sebatang cokelat, wajarlah bila ia hilang dilhap nafsu. Bila tidak, ia pun akan lekang digerogoti masa.” Tapi tidak, buku ini tidak hanya berisi larangan ini-itu saja, kok. Buku ini juga tentu memberikan solusi bagi si pengemis cinta—yang ternyata jawabannya hanya satu kata: menikah. So, what does this book lack of? Daftar lelaki yang bersedia taaruf, HAHAHA.

Jadi, bagi saya, buku ini adalah buku yang ringan untuk dibaca tapi berat untuk diamalkan. Mungkin karena saya anak muda yang terjebak dalam propaganda lagu/film/drama cinta (salahkan Kingkong karena jual film murah banget). Walhasil, saya jadi GALAU BERAT karena buku ini memotivasi saya untuk mutusin pacar. Meski galaunya jadi dua kali lipat karena saya nggak punya siapa2 untuk diputusin HAHA. Tapi tetep saja. Yah, setidaknya, setelah baca buku ini saya bakal berpikir dua kali KALO ada yang ngajak pacaran. Dan saya pun jadi ingin cepat-cepat nikah... HAHAHA. Selamat galau!

Komentar