Tamu Tak Diundang

Wahai perempuan, janganlah kamu membuka pintu hatimu terlalu lebar.
Tutuplah rapat-rapat, intiplah siapa yang datang sebelum membukanya.

Kenakanlah khimarmu sebelum membuka pintu,
atau mintalah tolong mahrammu untuk membukakannya.

Dengan begitu kau akan terlindungi
dari tamu yang haus kasih, atau memang cuma lapar mata.

Dan jika engkau belum yakin, jika engkau belum siap,
janganlah pernah membuka pintu itu.

Karena, wahai gadisku, kalau kau sembarangan membuka pintu,
kau sendiri yang akan kerepotan.

Kau tidak akan tahu kapan tamu itu akan pulang,
atau bahkan mengetahui apa yang ia inginkan.

Kau sudah suguhi ia dengan teh hangat,
tapi ia malah minta diberi gula.

Basa-basinya sangat lama, menyogok kita dengan banyak buah tangan,
tapi pada akhirnya dialah yang ingin diberi.

Kau bisa saja menerima tukang sales;
menawakan janji-janji yang bahkan belum tentu bisa ia tepati.

Atau tidak sengaja membukakan pintu untuk pengemis;
yang meminta-minta cinta dan belas kasih.

Bisa juga kedatangan tukang penyebar brosur;
membagikan kupon gratis atau diskon tapi dengan berbagai macam syarat.

Jikalau bertemu dengan pengamen bersuara indah pun,
diamkan saja ia. Biarkan ia capek sendiri. Nanti pun akan pergi.

Sungguh bodoh jika kau meladeni orang-orang seperti itu, wahai gadisku.
Mulut manis, paras tampan, dan dompet tebal hanyalah kedok mereka.

Jikalau engkau tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan,
engkau akan ketakutan.

Begitulah mereka; para tamu tak diundang.
Yang datang karena salah melangkah, atau melihatmu salah tingkah.

Tetapi bagimana jika mereka terlanjur masuk?
Menyuruh pulang tak tega, mengusir apalagi.

Berhati-hatilah, gadisku, setan ada di mana-mana.
Jangan sampai engkau tergoda.

Maka suruhlah mereka pulang,
karena kau sebenarnya pintar; tahu beribu cara.

Lebih baik engkau melihatnya menitikkan air mata sekarang,
daripada engkau sendiri yang nantinya berlinang.

Karena terkadang kejam itu perlu,
demi kebaikanmu, juga demi kebaikan mereka yang benar-benar menyayangimu.

Maka, gadisku, bukalah pintu bagi ia yang tidak datang sendiri;
yang bersama keluarganya, dengan pakaian rapi dan niat yang baik.

Niscaya akan ada kabar baik bagimu.

Dan ingatlah,
Jangan menunggunya dengan menghabiskan waktu bersama tamu-tamu atau teman-teman yang merugikan,
tapi tunggulah ia dengan berdiam diri, memperbaiki diri, sambil menjaga diri.

Niscaya akan ada kabar baik bagimu, gadisku.
Percayalah.

Bandung, 12 Februari 2014
V, sedang menghibur diri.

Komentar

Posting Komentar